“Setelah wisuda dengan symbol lebaran, terbitlah la’allakum tattaqun.”
Tegar Roli A.
Lebaran memang sudah berlalu, namun suasana Ramadan masih melekat dalam pikiran dan perilaku kita yang menjalaninya. Salah satu nilai ibadah yang diajarkan dan ditanamkan adalah pengendalian diri.
Pengendalian diri ini berlaku baik terhadap kebutuhan dasar manusia maupun terhadap berbagai perilaku dan kebiasaan diri yang dipandang buruk. Akan lebih positif apabila kita dapat mengubah kebiasaan buruk, sehingga kita dapat menjadi manusia yang lebih baik. Atau dalam istilah agama Islam mencapai titik La’allakum Tattaqun.
Psikologi Agustine Dwiputri yang dikutip pada Harian Kompas edisi Sabtu Juni 2019 Hal. 19 mengatakan kebiasaan buruk adalah pola perilaku negative yang dianggap merusak kesehatan fisik atau mental seseorang dan sering dikaitkan dengan kurangnya kontrol diri. Contohnya menunda penyelesaian tugas, menghabiskan uang, tetlalu banyak, menggigit kuku, merokok, mengumpat dengan kata kasar, ataupun menggunakan gadget berlebihan.
Sebenarnya tidak mudah menentukan mana kebiasaan yang baik dan buruk karena berbeda antar-individu. Namun, ada beberapa kebiasaan umum yang bisa diterima dan tidak diterima oleh masyarakat. Secara sederhana, kebiasaan baik adalah kebiasaan yang membantu mengembangkan diri Anda dan memberi rasa puas tanpa menyakiti diri sendiri dan sesama manusia.
Mengubah Kebiasaan Buruk
Menghilangkan kebiasaan buruk bukanlah dengan menghentikannya, tetapi menggantinya dengan perilaku lain yang leih baik. (Bob Taibbi 2017).
Sejalan dengan ini, Darius Foroux (2019) menemukan cara yang lebih efektif untuk mengubah hidup dengan mengganti berbagai kebiasaan kita. Agak berbeda dengan pandangan sebelumnya, Foroux mengatakan, semua perilaku yang tidak memberi hasil positif adalah kebiasan buruk.
Terkadang, hal yang tidak kita lakukan justru merupakan kebiasaan buruk. Misalnya, saya menganggap kemalasan sebagai kebiasaan buruk. Jika anda terlalu malas untuk bangun dari tempat tidur dipagi hari , malas membersihkan tempat tidur di pagi hari, atau berolahraga, Anda bukanlah orang yang tidak berharga. Anda hanya punya kebiasan buruk yang harus Anda singkirkan.
Bukan berarti setiap orang memiliki ide ide yang sama tentang arti hidup. Akan tetapi, jika kita yakin bahwa tujuan hidup adalah agar berguna, kita perlu kebiasan yang tepat untuk mendukungnya.
Tiga Tips Singkirkan Kebiasaan Buruk
Kita semua tahu bahwa banyak perilaku kita yang buruk. Sederhananya, apa pun yang mencegah Anda menjadi berguna adalah kebiasan buruk. Kebiasan makan junk food, minuman alcohol, mengeluh, menjelajai media social terus-menerus, atau menyerang orang adalah hal-hal buruk. Kebiasaan ini tidak memberikan hasil yang positif. Tidak ada yang merasa senang setelah melakukan hal-hal itu. Namun, kita cenderung mengulangnya, sulit sekali menghentikannya.
Mari kita simak beberapa saran dari Foroux
- Nasihat disalahpahami
Kita cenderung membentuk kebiasaan kita berfokus pada suatu kebiasaan sajmembentuk kebiasaan kita berfokus pada suatu kebiasaan saja pada suatu waktu. Padahal, kita memiliki kemampuan unguk membentuk diri satu kebiasaan sekaligus.
Kritik paling umum tentang gagasan “membentuk suatu kebiasaan pada suatu waktu” untuk mengubah hidup Anda. Dalam beberapa hal, itu benar mengingat kadang diperlikan waktu berbulan-bulan untuk membentuk suatu kebiasaan. Mungkin juga perlu bertahun-tahun untuk membangun fondasi kebiasaan baik yang mendukung tujuan Anda.
Kita semua memang harus lebih sabar. Hal-hal yang baik akan dating pada waktunya. Hanya saja, banyak diantara kita yang banyak menyerah sebelum kita benar-benar membentuk suatu kebiasaan baik. Jika ita menghendikan suatu kebiasan baik, kita sering kembali ke perilaku lama kita dalam waktu singkat.
- Pendekatan lebih ekstrem
Mengganti kebiasaan buruk dengan kebiasaan baik bukanlah nasihat buruk. Masalahnya, kebanyakan dari kita hanya menerapkan saran itu pasa suatu kebiasaan pasa suatu waktu dan biasanya itu tidak berhasil.
Jika minum soda setiap hari dan makan makanan yang tidak sehat, apa yang akan terjadi jika ana berhenti minum? Jika anda mencoba menggantinya dengan terus makan permen, kripik kentang, atau burger, dalam waktu tidak lama kemudian Anda akan berpikir, “Soda pasti akan terasa enak dengan burger ini”.
Jika anda kecanduan mengkonsumsi berita di media social dan menonton acara televise, Anda tidak bisa “hanya” menyingkirkan aplikasi media social di ponsel Anda, lalu hanya menonton film di salah satu program televise. Sebelum Anda menyadarinya, Anda akan meng-instal ulang aplikasi tersebut dengan satu klik saja. Artinya, dengan mudah Anda akan kembali pada kebiasaan lama.
Jangan menggunakan cara itu. Sebaliknya, berkomitmenlah untuk berubah. Jika Anda benar-benar ingin menghendikan kebiassan buruk Anda, bersikaplah ekstrem pada diri sendiri. Jadi Anda harus menganggapnya lebih serius karena hidup kita adalah masalah serius.
Kita perlu mengingat bahwa jika Anda ingin menghendikan berbagai kebiasaan buruk, hentikan semuanya pada saat yang sama.
- Perlu gaya hidup yang berbeda
Semuanya bermuara pada satu pertanyaan. Seberapa serius Anda menjalani kehidupan yang bertujuan? Umumnya, kembali pada berbagai kebiasaan buruk terjadi karena suatu alasan.
Hidup itu sulit, kita mengalami kemunduran, stress, dan sakit hati sepanjang waktu. Reaksi alami kita adalah melepaskan diri dari tantangan tersebut. Kita kemudian berkata “Aku perlu bersantai dengan secangkir kopi di sofa”. Nah, di sini sebenarnya kita menipu diri sendiri.
Kita tengah berusaha melepaskan diri dari keputusan hidup. Di dalam diri kita, kita merasa kesepian dan kosong, lalu mencoba mengisinya dengan omong kosong.
Omong kosong itu berbeda untuk setiap orang. Saya mungkin membuka sekantong keriik kentang dan menonton film, Anda mungkin menelpon teman-teman sepanjang malam, dan yang lain mungkin membeli gawai terbaru.
Akan tetapi, jika kita ingin memberikan kontribusi dan membuat diri kita berguna di masa kehidupan yang singkat ini, kita sama-sama membutuhkan gaya hidup yang berbeda.
Kita perlu menjaga tubh dan pikiran kita. Kita pelu tidur nyenyak, makan sehar, berolahraga, membaca buku, merenung hidup kita, dan yang terpenting: jadilah seseorang yang dapat diandalkan orang lain. Kita tidak dapat melakukan hal ini dengan berbagai kebiasaan buruk.
- Apa berikutnya?
Pikiran tentang seberapa serius Anda menjalani kehidupan yang bermakna. Kemudian, kenali berbagai kebiasaan tidak produktif yang menghambat Anda. Setelah Anda mengidentifikasi kebiasaan itu, putuskan untuk menghentikan semuanya dan putuskan hal itu sekarang juga.
Anda tidak pelu membentuk hanya suatu kebiasaan pada suatu waktu. Jika Anda menghentikannya semua kebiasaan buruk Anda, Anda memiliki kemampuan mental untuk membentuk lebih dari satu kebiasaan sekaligus.
Hanya ada satu kebiasaan: focus pada suatu kebiasaan per area kehidupan Anda. Pembagian area tersebut adalah karir, Anda mungkin ingin tiba dikantor lebih awal setiap hari. Untuk kesehatan, Anda bisa berlari setiap hari. Untuk belajar, Anda dapat menghabiskan satu jam sehari untuk mempelajari keterampilan baru. Untuk hubungan interpersonal, Anda bisa mempraktikan perilaku menolong. Untuk uang, Anda dapat menghemat 20 persen dari penghasilan Anda.
Anda dapat melakukan semuanya dalam satu waktu tertentu. Hanya, peluang kesuksesan Anda akan berkurang ketika Anda akan mencoba untuk mengambil terlalu banyak.
Dapatkanlah Anda belajar banyak keterampilan secara bersamaan? Dapatkah Anda menyimpan uang untuk masa pensiun Anda dan membeli mobil baru? Mungkin dapat, tetapi Anda akan jauh lebih sukses jika melakukan satu hal pada satu waktu.
Selamat mencoba. Mohon maaf lahri dan batin.
3,040 kali dilihat, 1 kali dilihat hari ini